Behavior = V+, R+ Nilai Personal (Value) Vs Response (R)

Kembali saya bahas mengenai value yang melekat pada pribadi yang akan mempengaruhi response individu dalam berperilaku.  Mengapa ini menjadi penting karena dua hal tersebut sangat dominan dalam hal pembentukan perilaku kerja yang berbudaya aman (safety culture). Stian Antonsen (2009) dalam Safety Culture (theory-Method and Improvement) menyampaikan ada beberapa layer dalam culture, mulai dari yang paling dasar yaitu; Fundamental assumption, Value and identity, Norm, Pattern of behavior and Artifact.  Pada kesempatan ini, saya fokuskan pada layer yang paling dasar yaitu “Value dan Norm” yang mempengaruhi perilaku individu yang selanjutnya menentukan “perilaku organisasi” (organization personality).

Saya kelompokkan 2 (dua) hal yang mempengaruhi Value (Nilai) personal; yaitu 1) Human Instinct dan 2) Character . Naluri dasar manusia adalah menghindari bahaya atau tidak mau celaka, naluri ini akan diperkuat ataupun diperlemah dengan norma (norm) atau keyakinan (belief) yang diterimanya. Norma dan keyakinan ini bisa ditanamkan pada individu sejalan dengan system manajemen organisasi, jika suatu organisasi tidak mendasari operasionalnya dengan norma safety dapat dipastikan bahwa unsur perilaku individu akan terpengaruh. Sebaliknya jika suatu system organisasi dilandasi dengan norma safety maka seluruh individu akan memiliki kesamaan value dalam beroperasi aman. Bagaimana dengan character?. Hal yang bisa mempengaruhi  karakter antara lain adalah; pendidikan dan trauma. Pendidikan dan trauma bisa mempengaruhi value (Nilai) personal dalam bertindak aman, jika ada “traumatic” maka individu cenderung untuk lebih hati hati dan berusaha mencegah terulang kembali. Mengenai pendidikan, saya fokuskan pada “kemampuan berubah dan keluasan wawasan”. Semakin memiliki kemampuan untuk berubah dan tidak terperangkap pada nilai nilai lama maka value individu tersebut akan lebih beradaptasi. Dari uraian diatas, kembali saya sampaikan bahwa naluri (human instinct) dan karakter adalah variable tetap yang mempengaruhi value individu (V).

Human Instinct + Character (V) akan menentukan response (R) individu terhadap apa yang dihadapi, apakah bertindak aman atau bertindak tidak aman.  Pembentukan nilai (value) individu tidak bisa terlepas dari peranan organisasi yang merupakan satu kesatuan pembentukan  budaya kerja (safety culture). Dalam Cog & Flinn (1998), safety culture adalah “organization personality” yang artinya lebih banyak ditentukan oleh perilaku individu dalam organisasi.  Kelompok individu yang memiliki V+ akan membentuk perilaku kerja aman R+, jika kondisi ini dapat dipertahankan secara konsisten maka budaya kerja aman (safety culture) otomatis terbentuk.

Jakarta, 9 March 2016

Arief Zulkarnain, National EHFS Head Downstream at PT SMART Tbk

foto : thebluediamondgallery

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Whoops, you're not connected to Mailchimp. You need to enter a valid Mailchimp API key.

Inquiry