Safety Awards

Salah satu “trigger” atau pemicu untuk mempertahankan konsistensi implementasi budaya K3 (culture) adalah dengan memberikan apresiasi terhadap pencapaian sesuatu goal. Berdasarkan pengalaman penulis “cara ini” dinilai efektif karena melibatkan dua pihak yang saling berinteraksi yaitu; manajemen dan karyawan. Sebut saja sisi manajemen yang membuktikkan komitmennya untuk mendukung pencapaian nihil kecelakaan dan karyawan yang berupaya untuk mewujudkan visi perusahaan dalam hal pencapaian produktifitas (baca: profit) yang tinggi. Walaupun merupakan suatu kebutuhan dasar manusia, safety harus ditimbulkan serta dihidupkan dalam aktifitas keseharian kita dengan demikian apresiasi positif (positive feedback) merupakan salah satu cara yang tepat dalam pembentukan culture safety. Karyawan atau individu mendapatkan apresiasi berdasarkan apa yang telah mereka kerjakan, semakin mendalami dan konsiten untuk melakukan maka akan menjadi suatu budaya kerja yang pada akhirnya menjadi suatu gaya hidup (way of life).

Apresiasi (baca “award”) adalah merupakan suatu pengkondisian “benchmark” yang mengharuskan individu atau unit kerja untuk mencapainya.

Mengapa perlu “benchmark”?. Penulis menyampaikan bahwa sikap positif “continual improvement” adalah mutlak diperlukan dalam pembentukan budaya atau (kerja) aman. Standard yang sudah ditetapkan kemudian akan mempengaruhi sikap individu untuk berperilaku aman yang kemudian akan menjadi suatu kebiasaan – repetition action. Standard ini kemudian harus tersistematis dalam bentuk system kerja yang berlaku untuk semua individu, jika hal ini diaplikasikan secara konsisten maka penulis yakin budaya kerja aman akan cepat terbentuk. Konsistensi ini kemudian diukur melalui kegiatan audit ataupun pengamatan dilapangan, area kerja yang memiliki konsistensi tinggi adalah sebagai pemenang yang kemudian bisa dijadikan “benchmark” bagi unit lain. Begitu seterusnya yang kemudian menjadi suatu siklus yang berkesinambungan, saya sebut; learn looping system.

Learn Looping system adalah suatu siklus perbaikan yang konsisten dan berkelanjutan berdasarkan pembelajaran terbaik. System pembelajaran ini dipengaruhi oleh;

  • Monitoring & Measurement system, suatu set metode pemantauan dan pengukuran implementasi standard. Keberhasilan proses pembelajaran didominansi oleh point pertama ini yang diindikasikan dengan tingkat perubahan perbaikan berdasarkan standard yang telah disepakati,
  • Consistency, siklus tidak berjalan, karena antara lain; keengganan untuk memperbaiki diri, merasa puas dengan pencapaian hasil saat ini, nilai pembelajaran yang tidak berarti.

Dapat disimpulkan, bahwa apresiasi dapat menciptakan suatu bentuk penyadaran pentingnya K3 dan pembentukan siklus pembelajaran yang berkelanjutan.

Jakarta, June 2015.

(Written: Arief Zulkarnain, Safety awards event – annually 2015)

Whoops, you're not connected to Mailchimp. You need to enter a valid Mailchimp API key.

Inquiry