Hukum Tentang Pendapatan (Penghasilan)

Hari ini saya mau share tentang “Memberi” dan “Hukum nilai” yang saya dapatkan dari sebuah buku yang sangat bagus “Go Givers”. Dibuku itu dibahas bahwa dengan memberi kita dapat mendapatkan yang kita inginkan. Namun saya ingin menambahkan satu hukum lagi yaitu hukum ke 6: yang nanti akan dibahas di bagian terakhir.

Posting hari ini juga bermanfaat bagi rekan-rekan yang ingin meningkatkan pendapatan, tapi tidak pernah meningkat. Atau bagi perusahaan yang ingin meningkatkan penjualan, selamat mencoba.

Hukum Nilai ke 1: Nilai anda sebenarnya ditentukan oleh berapa banyak yang anda berikan.

Yang dimaksud memberi disini adalah memberi dalam bentuk Nilai Lebih dibanding nilai pembayaran yang kita terima.

Hukum Nilai ke 2: Hukum kompensasi atau pendapatan

Pendapatan anda ditentukan oleh “Berapa banyak yang Anda layani atau services (n= jumlah) dan Sebaik apa Anda (V= Nilai tambah) melayani mereka”.

Pendaptan = V x N untuk menambah revenue sangat mudah tinggal ditambah jumlah orang yang menerima nilai lebih kita (n). Bisa ekspansi wilayah, segmentasi baru atau new product. Tapi harus dipastikan nilai tambahnya masih bisa diberikan sejalan dengan bertambahnya “n”. Itulah kenapa ada istilah: banyak silaturahmi banyak rezeki. Tapi tanpa hukum ke dua, walaupun banyak kenal jumlah orang (n) nilainya menjadi 0 (nol) kalau tidak ada nilai lebih yang diberikan. Ingat hasil perkalian n x 0 (Nol value) = 0 (nol).. Dan ingat juga memberi sebanyak kompensasi yang diterima, belumlah disebut member, itu masih impas.

Coba dibayangkan grafik pendapatan anda dengan membuat sumbu x : jumlah, sumbu y : nilai tambah. Semakin besar x dan y maka semakin tinggi pendapatannya. Kalau diterjemahkan dengan aturan agama, niatkan selalu membantu dan bekerja dengan nilai tambah. Ternyata bekerja ikhlas masih perlu ditambahkan dengan “nilai tambah”. Lalu bagaimana nasib orang bekerja terpaksa ya..?

Hukum nilai ke 3: Hukum pengaruh; Pengaruh anda ditentukan oleh berapa besar anda mendahulukan kepentingan orang lain.

Teori ini berlaku untuk setiap negosiasi dan juga untuk leadership concept. Pengaruh tidak ditentukan oleh uang, jabatan atau tekanan. Untuk marketing ilmu ini bisa dipakai ketika terjadi negosiasi alot namun tetap hati-hati dengan customer yang nakal. Memanfaatkan kebaikan kita.

Hukum nilai ke 4: Hukum autentisitas: Hadiah paling berharga yang harus anda tawarkan adalah diri sendiri.

Itulah sebabnya kenapa ketika kita presentasi dan menawarkan bantuan orang hanya mau kalau sama yang presentasi itu, karena dia tidak yakin orang lain akan begitu ( karena belum kenal). Kalau anda punya produk membosankan ..tidak usah bahas produknya tapi tambahkan nilai yaitu: DIRI ANDA. Bagi marketing, tawarkan diri sendiri berupa bantuan dan keterlibatan kita, kalau customer perlu sesuatu mereka akan hubungi yang menawarkan “dirinya tadi”.

Hukum nilai ke 5: Hukum kemampuan untuk menerima , kalau di agama disebut Ikhlas. Kita tidak bisa memberi kalau belum belajar menerima atau tidak bisa menerima.

Tidak bisa memberikan kalau tidak punya rasa syukur. Itulah sebabnya kenapa sejak 4 tahun lalu saya agresif meminta dengan team Customer Order di Proxsis ( www.proxsisgroup.com) untuk selalu Merayakan dan Bersyukur…Malah saya meminta semua marketing tiap tahun jalan jalan ke luar negeri untuk celebration…untuk belajar bersyukur. Karena marketing tidak bisa menawarkan bantuan ke orang lain kalau dirinya setiap pagi atau setiap hari merasa susah…atau seperti orang susah yang perlu dibantu, …Mereka harus jadi orang yang merasakan sukes untuk bisa menjadi sukses…sebuah paradox.

Hukum Nilai ke 6 (tambahan): Untuk memutus rantai paradox, saya tambahkan hukum nilai ke 6. Bahwa membantu dan memberi adalah buat kita sendiri.

Kalau kita lihat paparan diatas, artinya yang memperoleh manfaat terbesar ketika kita membantu orang lain dengan ikhlas tanpa pamrih adalah diri kita sendiri. Bukan orang yang kita bantu..Disamping manfaat bathin seperti rasa syukur dan bahagia..juga manfaat material sebagaimana dijelaskan dalam hukum kompensasi… Jadi untuk belajar dan menjadi sukses kita belajar membantu orang lain dari sekarang..Memberi dan menbantu justru memberikan manfaat lebih besar buat diri kita sendiri, namun supaya tidak terjebak dengan aturan logika seperti dijelaskan diatas..maka tetap mintalah dengan Yang Maha Kuasa..berdagang lah sama yang Maha Kaya..Beliau akan membalas semua kebaikan berlipat ganda. Aminnn.

By : Rudi Maulana, CPP Founder at Proxsis Consulting Group

Whoops, you're not connected to Mailchimp. You need to enter a valid Mailchimp API key.

Inquiry