
Di tengah persaingan pasar yang kian kompetitif, perusahaan dituntut untuk memiliki strategi yang efektif dan efisien dalam mempertahankan nilai jual. Berbagai strategi dirancang untuk terus meningkatkan performa bisnis.Selain itu, di era VUCA serta serba cepat ini, perusahaan juga harus jeli dan adaptif dalam mengatur strategi bisnis. Sehingga sesuai dengan kebutuhan pasar dan perkembangan zaman saat ini.Dengan kondisi bisnis yang kian kompleks tersebut, diperlukan sistem manajemen yang mampu membantu perusahaan dalam mengelola strategi yang dijalankan. Salah satunya dengan menggunakan Balanced Scorecard sebagai sistem manajemen yang banyak diterapkan oleh perusahaan dalam merealisasikan strategi-strategi bisnisnya.
Pengertian Balanced Scorecard
Balanced Scorecard merupakan suatu model manajemen yang yang dirancang untuk menerjemahkan strategi bisnis perusahaan ke dalam kerangka kerja berdasarkan empat perspektif utama yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, dan pembelajaran dan pertumbuhan.Konsep Balanced Scorecard ini pertama kali dikembangkan oleh Robert Kaplan dan David Norton pada tahun 1992 sebagai alternatif dari pengukuran kinerja tradisional yang hanya berfokus pada aspek keuangan. Menurut Kaplan dan Norton, kinerja perusahaan tidak hanya tergantung pada aspek keuangan, melainkan juga melibatkan aspek seperti kepuasan pelanggan, kualitas produk, inovasi, dan kinerja internal perusahaan.Saat ini, konsep Balanced Scorecard telah menjadi salah satu kerangka kerja manajemen strategis paling populer dan paling banyak digunakan di dunia, dan masih terus berkembang dengan berbagai inovasi dan pengembangan yang terus dilakukan.
4 Perspektif Utama Balanced Scorecard
Dalam penerapannya, Balanced Scorecard beranjak dari empat perspektif sebagai tolok ukur pengukuran, yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, dan pembelajaran dan pertumbuhan.
1. Perspektif Keuangan
Merupakan perspektif yang paling umum digunakan dalam pengukuran kinerja tradisional. Perspektif ini mencakup indikator kinerja keuangan seperti laba bersih, pendapatan, dan pertumbuhan bisnis. Namun, perspektif keuangan dalam Balanced Scorecard juga mencakup faktor-faktor yang terkait dengan penciptaan nilai jangka panjang seperti investasi, peningkatan produktivitas, dan penghematan biaya.
2. Perspektif Pelanggan
Perspektif ini menilai kinerja perusahaan dari sudut pandang pelanggan, dengan fokus pengukuran pada aspek memenuhi kebutuhan pelanggan, memberikan pelayanan yang baik, dan menciptakan kepuasan pelanggan. Indikator kinerja dalam perspektif ini juga meliputi tingkat kepuasan pelanggan, jumlah pelanggan baru, dan retensi pelanggan.Dalam pengukurannya, perspektif pelanggan dikategorikan dalam dua kelompok yaitu pelanggan kelompok inti atau core measurement group dan pelanggan kelompok penunjang atau customer value proposition.
3. Perspektif Proses Bisnis Internal
Perspektif ini menilai kinerja perusahaan dari proses bisnis internal yang dijalankan perusahaan dalam produksi produk atau layanan. Fokus perspektif ini untuk memperbaiki efisiensi dan efektivitas proses bisnis agar dapat menghasilkan produk atau layanan yang berkualitas tinggi. Indikator kinerja dalam perspektif ini meliputi tingkat kualitas produk atau layanan, waktu siklus produksi, dan biaya produksi.
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Perspektif ini menilai kinerja perusahaan dari kemampuan perusahaan untuk belajar dan berkembang, baik dari sumber daya manusia maupun teknologi.Fokus perspektif ini adalah meningkatkan kapasitas organisasi dalam produktivitas dan lebih inovatif. Indikator kinerja dalam perspektif ini meliputi tingkat keterampilan karyawan, inovasi produk, dan penggunaan teknologi baru.Pengukuran dari empat perspektif Balanced Scorecard ini saling terkait untuk mengetahui apakah strategi yang diterapkan perusahaan sudah berjalan sesuai dengan tujuan yang diinginkan atau belum. Sehingga memungkinkan perusahaan untuk lebih fokus pada merancang strategi bisnis yang berkelanjutan dan mampu mengidentifikasi lebih dini potensi risiko atau gangguan yang dapat menghambat laju perusahaan
Kelebihan Balanced Scorecard
Secara umum, Balanced Scorecard memberikan berbagai manfaat bagi perusahaan dalam merancang strategi yang lebih tepat. Berikut kelebihan dari konsep Balanced Scorecard dalam manajemen bisnis:
Perencanaan Strategi Lebih Terstruktur
Fokus utama dari Balanced Scorecard yaitu mendorong perusahaan untuk merancang kerangka kerja yang lebih terukur dan konkret dengan menggunakan perspektif yang lebih luas untuk merumuskan strategi yang dibutuhkan oleh perusahaan.
Fokus pada Strategi Jangka Panjang
Pengaplikasian Balanced Scorecard yang menggunakan empat perspektif utama akan membantu perusahaan untuk lebih fokus pada penciptaan nilai jangka panjang daripada hanya fokus pada kinerja keuangan jangka pendek.
Meningkatkan Komunikasi dan Koordinasi
Pengukuran Balanced Scorecard juga akan memetakan kinerja perusahaan dari berbagai perspektif, sehingga dapat memperbaiki komunikasi dan koordinasi antar sektor di dalam perusahaan.
Menentukan Strategi yang lebih Prioritas
Balanced Scorecard memungkinkan perusahaan untuk menentukan prioritas dalam mencapai tujuan bisnis karena memetakan indikator kinerja dari berbagai perspektif dan melihat hubungan antar perspektif.
Mendorong Pengambilan Keputusan Lebih Tepat
Balanced Scorecard menggunakan banyak perspektif dalam mengukur kinerja perusahaan, sehingga akan menghasilkan berbagai rekomendasi yang bisa dipertimbangkan oleh perusahaan dalam mengambil keputusan.Balanced Scorecard telah menjadi salah satu kerangka kerja manajemen strategis yang populer diterapkan oleh berbagai perusahaan di era bisnis modern saat ini, karena memungkinkan perusahaan untuk lebih fokus pada penciptaan nilai jangka panjang. Sehingga perusahaan tetap memiliki daya saing di tengah persaingan pasar dengan mewujudkan bisnis yang lebih berkelanjutan.Baca juga: