Passion Sebagai Hobby vs Passion Sebagai Bisnis

Passion secara sederhana bisa diartikan sebagai sesuatu yang kita cintai, panggilan jiwa, suatu hal yang membuat kita bergairah untuk melakukannya dengan senang hati, tanpa paksaan, ataupun bahkan tanpa memperoleh bayaran.

Perbedaan mendasar passion sebagai hobby dengan passion sebagai bisnis adalah passion sebagai bisnis bisa meng-generate money yang bisa menopang kehidupan kita. Apakah semua passion bisa menghasilkan uang? Saya bisa katakan: Ya. Namun untuk bisa menghasilkan uang yang cukup untuk menopang kehidupan kita, kita perlu mengelola passion tsb secara profesional menggunakan prinsip-prinsip bisnis.

Beberapa hal perlu diperhatikan dalam membangun bisnis berbasis passion adalah:

1. Passion kita tsb belum unggul atau tidak cukup unik jika dibandingkan dengan yang sudah ada di market. Misalnya: passion kita sebagai public speaker. Apakah kita sudah melengkapi diri kita dengan keahlian sebagai public speaker? Apakah topik yang kita sampaikan cukup unik dibandingkan topik public speaker lain?

2. Jika keahlian dari passion yang kita miliki kita tidak cukup unggul dan tidak cukup unik dan juga tidak cukup waktu untuk mengembangkannya sendirian menjadi unggul dan unik, bekerjasamalah dengan orang-orang yang punya keahlian yang cukup di bidang tersebut. Misalnya : passion kita dalam beladiri. Selama ini kita hanya melakukannya sebatas hobby dan dilakukan sesempatnya. Pada saat kita ingin mendirikan martial art training camp (yang tentu saja bersifat bisnis), ajaklah orang-orang yang mempunyai passion yang sama namun punya keahlian yang unggul dan unik di bidang tersebut.

3. Gunakan media promosi yang efektif dalam mempromosikan produk hasil passion kita tersebut. Bisnis berbasis passion harus cerdas memilih media promosinya. Sebelum cukup dikenal pasar secara luas, beberapa media promosi yang membidik “niche market” namun cukup murah, cukup efektif untuk digunakan seperti “door to door sales”, menawarkan dari teman ke teman atau bagi yang passionya memasak, promosi di grup BBM atau WA ibu-ibu arisan menjadi cukup efektif, atau bekerjasama dengan agen-agen yang sering memasarkan bakat-bakat khusus, dan sebagainya.

4. Mengidentifikasi apakah passion tsb cukup feasible untuk menjadi bisnis. Lihat hal-hal seperti kemungkinan bisa di scale up (dibesarkan, diperbanyak, dilipatgandakan, dibuka cabang baru, dijual di daerah lain, di export, dsb), persaingan di pasar (sudah terlalu banyak pesaing atau belum), margin bisnis (% profit yang dihasilkan dari bisnis ini, apakah modal yang dikeluarkan dari sisi dana, waktu dll cukup besar namun hasilnya tidak seberapa), dll.

Bagi yang merasa belum siap menjadikan passion nya sebagai bisnis, tetap lakukan passion tsb sebagai hobby, mungkin suatu saat, anda sudah merasa siap atau lingkungan anda sudah memungkinkan anda menjadikannya sebagai bisnis, lakukan..

By : Rahmat Noviandi, MBA, CSCP, CPP, CPPM

Whoops, you're not connected to Mailchimp. You need to enter a valid Mailchimp API key.

Inquiry