Seminar K3 vs Produktivitas Surabaya

Seminar yang bertemakan K3 vs Produktivitas ini berlokasi di Hotel Mecure Grand Mirama, Jl. Raya Darmo 68-78 Surabaya pada tanggal 28 April 2015. Proxsis Consulting Group membuat event-event rutin di setiap bulannya, seperti Seminar, Sharing Discussion, Bedah Buku, Client Gathering dan lain-lain di Jakarta maupun Surabaya. Tujuan diadakannya event bulanan ini adalah, Proxsis bisa bertemu atau bertatap muka dengan para client sehingga bisa berdiskusi atau menggali tentang permasalahan yang sedang dihadapi oleh perusahaan, juga sharing untuk peraturan-peraturan yang terkait sesuai dengan bidangnya.

Kegiatan seminar ini diisi oleh konsultan-konsultan senior Proxsis dan Chairman dari Proxsis. Topik dari event seminar ini berbeda-beda di setiap bulannya, seperti pada event sebelumnya di Surabaya yaitu mengdakan Seminar Proper Lingkungan Hidup, Seminar Penerapan Sistem Manajemen K3 (SMK3), Balanced Scorecard. Untuk seminar kali ini Proxsis Surabaya memilih satu topik yang selama ini jarang sekali dibahas tapi sebenarnya menjadi ISU yang menarik, yaitu masalah K3 VS PRODUKTIVITAS.

Mengapa Dibahas?
Karna sering sekali pekerja yang berlatar belakang safety menjadi pembahasan bagi Top Management dan dianggap banyak pengeluaran namun tidak ada dampak langsung bagi perusahaan. Dengan adanya alasan tersebut seminar K3 VS PRODUKTIVITAS akan mengupas “apakah benar K3 berhubungan dengan produktivitas?”

Sedikit ulasan dari Bapak Fahmi Munsah, ST, MBA sebagai Chairman of Proxsis Sustainability and Compliance dan Senior Consultant, Implementator, Advisor, Senior Trainer for QHSE, Maintenance and Reliability Engineering sekaligus pembicara dalam seminar K3 Vs Produktivitas.

Apakah hubungan antara K3 VS Produktivitas?

Menurut Bapak Fahmi M sebagai pembicara, produktivitas pada dasarnya berhubungan. Produktivitas adalah hubungan logis bahwa produktivitas mempunyai berbagai faktor. Dalam bahasa matematika produktivitas adalah fungsi dari berbagai aspek, pendekatan aspek seperti material, man, machine, methode dan environmental. K3 bisa menempati ke-5 aspek tersebut. Tetapi yang perlu ditekankan bahwa K3 tidak meningkatkan produktivitas, sehingga produktivitas dianngap sebagai sebuah konsekuensi logis saja dan juga bukan berperan untuk meningkatkan produktivitas melainkan berperan untuk mencegah kerugian dan menurunnya produktivitas. Produktivitas didefinisikan sebagai output dari produksi per satuan waktu, jadi jika perusahaan ingin meningkatkan produktivtas bisa menambahkan mesin atau bisa menambhkan jumlah karyawan atau perusahaan bisa merekrut karyawan yang lebih kompeten dan metode yang digunakan berkonsep robotik.

K3 mencegah loss atau kerugian akibat kerja, peran pencegahan yang dimaksud bila berpikir dari kecelakaan “dia” akan mencegah, namun jika berpikir secara proaktif K3 membuat karyawan lebih sehat maka di harapkan karyawan bisa lebih produktif. Tapi, argumentasi ini pun bisa dibantah seperti ini “apakah waktu seseorang di Hire dengan kondisi kesehatan yang tidak prima?” “apakah kita mengharapkan meng-hire karyawan yang penyakitan?”
Penurunan produktivitas disebabkan akibat tingginya kecelakaan kerja. Semakin rendah kecelakaan menurut hasil riset artinya ; produk per unit waktu semakin tinggi. Ini merupakan pernyataan konsekuensi yang logis.

Harapan kedepan bagi pekerja dengan latar belakang K3, mereka harus bisa cermat melihat sebab muncul atau alasan perlunya K3. Alsan perlunya K3 adalah mencegah terjadinya kerugian dan keep the business sustainable. K3 bisa membuat kerugian-kerugian yang dapat menyebabkan bisnis berhenti.

liputan : Team P-News, Photo by Aziz Manaf

Whoops, you're not connected to Mailchimp. You need to enter a valid Mailchimp API key.

Inquiry