Who are you ? What’s is your Identity? Merubah Identitas Diri untuk Mencapai Cita-cita Part 2

identity, motivasi, self, changes

Diceritkan juga, identitas Bono diawal karirnya hanya seorang “regular guy.” Dia tidak dilahirkan sebagai anak orang kaya dan dia adalah tipe yang punya kebanggan sedikit berlebihan terhadap dirinya.

Dari karir Bono, kita mudah melihat bagaimana dia memelihara identitasnya yang terus berubah. Tidak hanya berubah “kebiasaan” juga berubah-rubah “identitas atau defenisi tentang dirinya”

Setelah  identitas sebagai “regular guy” dia menjadi “rock ‘n’ roll fan.”

Pada masa itu dia banyak dipengaruhi music dan musisi-musisi terkenal.

Setelah fans rock n roll, Identitas Bono berikutnya adalah “musician.”

Di era itu dia menikmati pembuatan karya music dan bermain musik dengan teman-teman walaupun  tidak dibayar dan tanpa status.

Identitas berikutnya yang kita kenal adalah “rock star.”

Dia menyebutkan “sangat menyukai menjadi seorang rock star dan menikmati populeritas yang diraih”.

Terakhir kita melihat Bono sebagai Humanitarian (Pekerja Kemanusiaan)

Iya, Bono sekarang banyak terlibat di kegiatan kemanusiaan. Dikatakan oleh Marshal, sebagai humanitarian dia sangat tulus, bukan karena motivasi popularitas. Dan dia sangat bersyukur akan banyaknya support yang diperoleh.

Lalu, apa kesimpulanya? Dalam hidup kita yang penuh eksplorasi, kita akan menemukan tahapan-tahapan baru yang belum pernah kita lakukan sebelumnya. Di setiap tahap juga akan memiliki identitas yang baru.

Apa itu identitas diri? Sudah ditulis sebelumnya adalah : Defenisi tentang siapa kita..Apa yang kita lakukan untuk hidup atau peranan kita, itulah identitas kita. 

Apakah kita perlu menyesuaikan identitas diri alias melakukan hal yang berbeda terus menerus? Sudah terjawab sekarang, jawabanya: Iya !!! khususnya bagi yang ingin hidupnya lebih baik, dan bagi yang menginginkan peranan yang lebih besar.

Pertanyaan berikutnya:  tapi apakah kita harus jadi orang baru alias kehilangan karekter asli ? Atau perlu penyesuaian karakter juga? Apakah kita perlu seperti orang lain setiap saat kita melakukan hal baru atau identitas baru yang lebih besar? Bagaimana caranya supaya kita siap dengan identitas atau melakukan hal baru dengan nyaman tanpa karakter yang dibuat-buat alias palsu ?

Jawabnya adalah: Karakter atau Jati diri (karakter yang baik tentunya seperti give values,  disiplin, integritas, strong leadership, etctidak perlu berubah, tetapi “kebiasaan atau behaviour” perlu disesuaikan dengan Identitas atau Peranan yang baru.

Catatan : Untuk kebiasaan dan karakter yang buruk tentu tidak perlu melihat kebutuhan identitas Baru, kapanpun harus diperbaiki.

Ada dua cara untuk bisa merubah “identitas atau definisi diri” dengan mudah, yang disarankan oleh Marshal;
1. Avoid Self-Limiting Definitions
2. Overcome the Obstacles in Your Mind

1. Avoid Self-Limiting Definitions

Seperti Bono, walupun banyak perubahan dalam hidupnya, dia tidak membiarkan julukan atau defenisi tentang siapa dia di masa lalu membatasi potensi yang bisa dia lakukan di masa yang akan datang. Misalkan; Anak tukang becak memilik potensi yang sama untuk kuliah S1 maupun S3 dan meraih cita-cita yang diinginkan.

Hal-hal yang membatasi diri kita untuk bisa merubah kebiasaan kita sehingga bisa sesuai dengan tuntutan bidang baru adalah “diri kita sendiri”. DIRI KITA terkadang membuat limit atau batasan sesuai dengan apa yang pernah/biasa/mampu kita lakukan di masa lalu. Karena belum pernah jadi Manager maka kita merasa jadi Manager itu susah atau berat. Karena belum pernah jadi Konsultan maka jadi Konsultan itu kita pikir susah.

Begitu seterusnya, seorang manager tidak akan pernah jadi direktur yang hebat karena dia masih dibatasi apa yang biasa dia lakukan ketika jadi Manager. Yang paling sering kita katakan pada diri kita adalah: Itu bukan gue. Gue tidak cocok disitu..dst.

Marshal mengatakan, kita sering berfikir diri kita punya identitas yang Fix atau Tetap.  Contohnya:
– Saya bukanlah orang marketing, saya tipe pendiam.
– Saya bukanlah orang yang menyukai management, saya menyukai hal teknis.
– Saya “biasanya” suka dengan cara seperti ini…. cara baru tidak cocok….
– dst., dst.

Apakah terdengar familiar? Sering kan kita dengar kata-kata itu….oh, jangan-jangan kita juga sering mengatakanya ?

2. Overcome the Obstacles in Your Mind

Pertanyaan yang penting untuk dijawab dulu adalah seperti berikut: “Mau menjadi orang seperti apa yang Anda mau ?”Apakah Anda sudah mendefenisikan diri  anda akhir-akhir ini..??Apakah sudah mendefenisikan yang anda Inginkan dimasa yang akan datang ?. Untuk menjawabnya, jangan biarkan pikiran anda membatasi.

Bono tidak hanya merubah kebiasaan-kebiasaanya tapi juga merubah Definisi dirinya. Siapa diri Anda ? Apa yang anda lakukan untuk Hidup? Apa peran anda di Dunia ini..?

Bayangkan perananan yang anda sukai dan inginkan…..tentu saja jangan bayangkan diri anda akan menjadi Penyanyi Rock disaat anda berusia 40 tahun dan tidak bisa bermain musik.

Anda mungkin tidak bisa menyingkirkan semua hambatan di dunia nyata, tapi Anda bisa menyingkirkan semua hambatan yang ada dipikiran.Rasa takut itu tidak nyata, dia hanyalah imaginasi dari pikiran kita sendiri. Daripada memikirkan rasa takut lebih  baik memikirkan indahnya imajinasi identitas yang anda inginkan.

Jadi Anda bisa jadi apapun yang Anda mau…katakan pada diri sendiri seperti yang selalu diajarkan oleh rekan saya Pakar Mind Transformation Bapak Yumei Sulistio Psi, MBA, MNLP “Saya yang punya otak, maka saya yang bertanggung jawab mengendalikanya.” Maka Anda bisa menjadi apapun yang saya inginkan….

  1. Melakukan Yang Disukai

Tambahan dari 2 usulan Marshal diatas, saya menambahkan satu lagi cara untuk mudah mencapai identitas baru. Yaitu, identitas diri yang baru haruslah yang disukai.

Menjawab pertanyaan awal tentang teman yang “struggling” tentang perubahan dirinya dari Professional menjadi Entrepreneur, maka sesungguhnya itu tidak perlu terjadi kalau menyadari setiap identitas baru yang dimiliki haruslah identitas yang disukai dan harus membawa ke Perubahan yang lebih baik, bukan sebuah pelarian atau keterpaksaan. Dan harus  menyadari identitas baru membutuhkan penyesuaian perubahan kebiasaaan. Kalau tidak, maka akan menjadi sedikit  “kebingungan”  alias “galau”.

Untuk itu, yang perlu dilakukan adalah:  membuat list atau mendefinisikan kebiasaan apa yang perlu disesuaikan.

artikel selanjutnya bisa di Lihat di Who are you ? What’s is your Identity? Merubah Identitas Diri untuk Mencapai Cita-cita Part 3

By : Rudi Maulana ST, MM, CPP,CLA

Whoops, you're not connected to Mailchimp. You need to enter a valid Mailchimp API key.

Inquiry