Insights
Bisma Proxsis Accelerator : Transforming From Optimizer To Digitzer

Dalam keseharian, organisasi ataupun perusahaan tidak akan pernah jauh dari sebuah proses. Ketika seseorang mengerjakan sesuatu demi mencapai tujuan pasti tidak akan terlepas dari prosesnya. Proses yang sudah demikian baku akan dibentuk menjadi satu sistem inilah yang disebut sebagai bisnis yang berkelanjutan (continuity). Proses ini akan lebih berarti jika seseorang yang memiliki profesi tertentu sebagai seorang profesional bekerja dengan sistem dan dapat diduplikasi sehingga perusahaan akan terus berkembang.
Proxsis telah berdiri lebih dari satu dekade dan didirikan oleh Rudi Maulana, ST, MM, CPP, CL. Proxsis diartikan sebagai PROfesional yang bekerja dengan SIStem, Proxsis menjadi perkumpulan intreprenuer sesuai dengan bidang keahliannya. Pengalaman Proxsis dengan memiliki client-client yang tersebar di Indonesia baik dari perusahaan swasta maupun BUMN, atas dasar ini Proxsis memiliki satu lembaga yang diberi nama Proxsis Royal Society, merupakan lembaga yang khusus untuk orang-orang yang memang jago dibidangnya.
Bagaimana membangun perusahaan dari segi proses bisnis, manajerial, sumber daya manusia? Bukankah ini yang dibutuhkan untuk perusahaan yang ingin berkembang?
Atas dasar ini Proxsis bekerjasama dengan BISMA menyelenggarakan Bisma Proxsis Accelerator "Transforming from OPTIMIZer to DIGITZer" Sabtu (08/10) di Indonesia Corporate University. Merupakan wujud komitmen Proxsis bersama BISMA untuk ikut membantu Start Up (termasuk UKM) untuk maju dan berkembang menjadi bisnis yang kuat dan berkelanjutan. Acara tersebut dihadiri oleh Bapak Ali Akbar founder BISMA dan Yumei Sulistyo, Psi, MM, MNLP dari Proxsis HR. Selain itu juga dihadiri oleh pengusaha-pengusaha muda yang sedang mengembangkan usaha untuk berbagi pengalamannya.
Bpk Yumei Sulistyo, Psi, MM, MNLP membuka acara Bisma Proxsis Accelerator
Bpk Ali Akbar menjelaskan Digital Ecosystem