Risiko Perusahaan Jika Tidak Menerapkan GRC dan Bongkar Rahasia Sukses Jasindo Raih TOP GRC

Share :

INSIGHT

Risiko Perusahaan Jika Tidak Menerapkan GRC dan Bongkar Rahasia Sukses Jasindo Raih TOP GRC

Kamis, 26 September 2024

Kamis, 26 September 2024

Risiko Perusahaan Jika Tidak Menerapkan GRC dan Bongkar Rahasia Sukses Jasindo Raih TOP GRC
Risiko Perusahaan Jika Tidak Menerapkan GRC dan Bongkar Rahasia Sukses Jasindo Raih TOP GRC

Di tengah tantangan dunia bisnis yang semakin kompleks dan penuh risiko, penerapan Governance, Risk Management, and Compliance (GRC) telah menjadi krusial bagi perusahaan. GRC bukan hanya sekadar kerangka kerja, tetapi sebuah pendekatan yang menyatukan tata kelola, manajemen risiko, dan kepatuhan hukum dalam satu sistem yang terintegrasi.

Penerapan GRC yang efektif tidak hanya membantu perusahaan mengelola risiko, tetapi juga menjaga reputasi dan meningkatkan kepercayaan pemangku kepentingan. Namun, banyak perusahaan yang masih mengabaikan pentingnya GRC, yang dapat mengakibatkan berbagai risiko signifikan yang berdampak langsung pada keberlangsungan bisnis.

A. Apa Jadinya Perusahaan Lalai Tidak Terapkan GRC?

Ketidakpatuhan terhadap prinsip GRC dapat memunculkan berbagai risiko yang serius. Berikut adalah beberapa dampak yang mungkin dihadapi oleh perusahaan yang tidak menerapkan GRC dengan baik:

1. Risiko Reputasi Perusahaan yang Menurun 

Dalam era informasi yang cepat, reputasi perusahaan bisa hancur dalam sekejap akibat skandal atau isu-isu yang terkait dengan tata kelola yang buruk. Perusahaan yang gagal menjaga reputasi akan kehilangan kepercayaan dari konsumen dan pemangku kepentingan, yang bisa berakibat pada penurunan penjualan dan pangsa pasar.

2. Kerugian Finansial yang Signifikan

Risiko keuangan adalah salah satu dampak paling langsung dirasakan dari kegagalan menerapkan GRC. Perusahaan bisa menghadapi denda, sanksi hukum, atau kerugian investasi yang dapat mengancam kestabilan finansial. Biaya yang terkait dengan perbaikan reputasi dan litigasi juga dapat menambah beban keuangan.

3. Kepatuhan Hukum yang Buruk

Perusahaan yang tidak mematuhi regulasi dapat menghadapi konsekuensi hukum yang serius. Sanksi dan penalti tidak hanya berdampak finansial, tetapi juga dapat merugikan posisi perusahaan dalam industri dan mengurangi daya tariknya di mata investor.

4. Kendala Operasional yang Mengganggu

Tanpa penerapan manajemen risiko yang baik, perusahaan berisiko mengalami gangguan operasional. Ini termasuk keterlambatan dalam pengiriman, kegagalan sistem, atau masalah dalam rantai pasokan yang bisa merusak hubungan dengan pelanggan.

5. Masalah Likuiditas yang Mengancam  

Ketidakmampuan untuk mengelola risiko likuiditas dapat membuat perusahaan sulit memenuhi kewajiban keuangannya. Hal ini berpotensi menyebabkan kebangkrutan jika tidak ada langkah-langkah yang diambil untuk memperbaiki situasi.

6. Risiko Strategis yang Dihadapi

Kegagalan dalam memahami dan mengelola risiko strategis dapat mengarah pada keputusan bisnis yang tidak tepat. Tanpa analisis yang mendalam tentang risiko yang mungkin muncul, perusahaan bisa kehilangan kesempatan untuk berinovasi atau bersaing di pasar.

7. Bencana Hukum yang Dapat Terjadi

Kegagalan dalam kepatuhan hukum dapat membawa konsekuensi hukum yang berbahaya. Perusahaan bisa menghadapi tuntutan dari pihak ketiga, yang bisa berujung pada biaya hukum yang tinggi dan dampak negatif terhadap citra perusahaan.

B. Contoh Kasus: Perusahaan Jiwasraya

Kasus Jiwasraya telah menjadi salah satu contoh paling mencolok dari kegagalan dalam penerapan GRC di Indonesia. 

Pengelolaan yang buruk dan kurangnya perhatian terhadap manajemen risiko, Jiwasraya menghadapi masalah besar yang berujung pada kegagalan finansial. 

Sejak terjadinya kasus ini, kepercayaan masyarakat terhadap industri asuransi telah menurun drastis, bahkan perusahaan asuransi dipandang sebelah mata.

Jiwasraya, sebagai perusahaan asuransi milik BUMN, seharusnya menjadi contoh terbaik dalam menerapkan GRC. Namun, unit-unit di perusahaan tersebut tidak menjalankan manajemen risiko dengan optimal, yang berkontribusi pada kerugian besar. 

Kejadian ini bukan hanya merugikan Jiwasraya, tetapi juga mengganggu kepercayaan masyarakat terhadap industri asuransi secara keseluruhan.

Menurut Direktur Kepatuhan dan SDM Jiwasraya, R. Mahelan Prabantarikso, manajemen baru menemukan banyak unit yang manajemen risikonya tidak berjalan dengan baik. 

Dia menekankan bahwa pentingnya penerapan GRC yang efektif harus menjadi momentum bagi reformasi industri asuransi di Indonesia. Tanpa langkah perbaikan yang signifikan seperti menerapkan GRC, Jiwasraya dan perusahaan asuransi lainnya berisiko menghadapi masalah yang sama di masa depan.

C. Menilik Kesuksesan Jasindo Raih Top GRC

Di tengah tantangan yang dihadapi oleh industri asuransi, Asuransi Jasindo telah berhasil membuktikan bahwa penerapan GRC yang baik dapat membawa kesuksesan. 

Baru-baru ini, Asuransi Jasindo meraih penghargaan Top GRC 4 Stars 2023 dalam sebuah acara yang diadakan di Jakarta. 

Penghargaan ini mencerminkan komitmen dan kerja keras perusahaan dalam mengimplementasikan tata kelola yang baik, manajemen risiko yang efektif, dan kepatuhan yang ketat terhadap regulasi.

Dilansir dari Bisnis.com, Andy Samuel, Direktur Utama Asuransi Jasindo, menyatakan bahwa penghargaan ini adalah hasil dari upaya perusahaan selama dua tahun terakhir untuk menjaga integritas dan profesionalisme dalam operasional bisnis. Asuransi Jasindo juga mengintegrasikan teknologi digital melalui aplikasi Safegard dalam penerapan GRC yang lebih canggih. Tentu, hal ini memungkinkan perusahaan untuk terus beradaptasi dan berkembang di tengah perubahan pasar yang cepat.

Kemenangan ini tidak hanya menandakan keberhasilan Jasindo, tetapi juga menunjukkan kepada industri bahwa penerapan GRC yang baik dapat menghasilkan keunggulan kompetitif yang signifikan. 

Dengan adanya Integrated GRC System yang kuat, Jasindo dapat meningkatkan kualitas layanan kepada nasabah, serta memastikan bahwa semua operasional bisnis dijalankan dengan prinsip tata kelola yang baik.

D. Bagaimana Menerapkan Integrated GRC System yang Ideal?

Penerapan sistem GRC yang terintegrasi adalah langkah penting bagi perusahaan untuk mengelola risiko dan kepatuhan secara efektif. Salah satu solusi yang dapat digunakan adalah aplikasi Safegard. Aplikasi ini dirancang untuk membantu perusahaan dalam menerapkan  Integrated GRC System yang efektif dan efisien.

Aplikasi Safegard memberikan platform yang memungkinkan perusahaan untuk mengelola risiko, kepatuhan, dan tata kelola secara bersamaan. Dengan memanfaatkan teknologi digital, Safegard menyediakan analisis real-time yang memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi potensi risiko lebih awal. Hal ini sangat penting dalam mengurangi dampak negatif dari risiko yang tidak terkelola.

Fitur-fitur dalam aplikasi Safegard mencakup:

  • Pemantauan Risiko: Memungkinkan perusahaan untuk mengawasi risiko secara real-time dan memberikan peringatan dini jika ada indikasi masalah.

  • Manajemen Kepatuhan: Membantu perusahaan dalam memastikan bahwa semua regulasi dan kebijakan internal diikuti dengan baik.

  • Pelaporan yang Efisien: Mempermudah proses pelaporan dan dokumentasi yang diperlukan untuk audit dan kepatuhan.

Dengan sistem yang terintegrasi, perusahaan dapat mengurangi konflik kepentingan dan memastikan bahwa semua aspek operasional berfungsi dengan baik. Langkah ini akan memberikan nilai tambah bagi perusahaan dalam jangka panjang dan membangun kepercayaan di kalangan pemangku kepentingan.

Sebagai langkah akhir, perusahaan perlu menyadari pentingnya GRC sebagai investasi strategis, bukan sekadar kewajiban. Untuk informasi lebih lanjut tentang aplikasi Safegard dan bagaimana sistem GRC dapat meningkatkan kinerja perusahaan Anda, silakan hubungi kami melalui WA untuk konsultasi lebih lanjut.

Penerapan GRC yang baik bukan hanya melindungi perusahaan dari berbagai risiko, tetapi juga menciptakan fondasi yang kokoh untuk pertumbuhan dan keberlanjutan di masa depan. 

Kesuksesan Jasindo dalam meraih Top GRC menjadi bukti bahwa penerapan GRC dengan teknologi Safegard dapat menjadi kunci untuk menghadapi tantangan bisnis dan mencapai kesuksesan.

Perusahaan yang mengabaikan penerapan GRC berisiko menghadapi masalah yang bisa berdampak serius pada kelangsungan usaha mereka. Oleh karena itu, sudah saatnya setiap perusahaan, terutama di sektor keuangan dan asuransi, untuk mengedepankan Integrated GRC System sebagai bagian integral dari strategi bisnis.


Contributor
Proxsis Digital
Proxsis Digital
Proxsis Infra Security
Proxsis Infra Security
Solution Expert
Continue Read

Proxsis Group berkomitmen untuk membangun lingkungan kerja yang beragam dan inklusif.
Kami menghargai individu berbakat dan percaya bahwa setiap orang berhak mendapatkan kesempatan untuk sukses di Proxsis Group. Kami melarang diskriminasi terhadap pelamar kerja atau karyawan yang memenuhi syarat berdasarkan faktor-faktor

0

0

© 2006–2024

PT. Proxsis Solusi Bisnis | Indonesia

Proxsis Group berkomitmen untuk membangun lingkungan kerja yang beragam dan inklusif.
Kami menghargai individu berbakat dan percaya bahwa setiap orang berhak mendapatkan kesempatan untuk sukses di Proxsis Group. Kami melarang diskriminasi terhadap pelamar kerja atau karyawan yang memenuhi syarat berdasarkan faktor-faktor

0

0

© 2006–2024

PT. Proxsis Solusi Bisnis | Indonesia

Proxsis Group berkomitmen untuk membangun lingkungan kerja yang beragam dan inklusif.
Kami menghargai individu berbakat dan percaya bahwa setiap orang berhak mendapatkan kesempatan untuk sukses di Proxsis Group. Kami melarang diskriminasi terhadap pelamar kerja atau karyawan yang memenuhi syarat berdasarkan faktor-faktor

0

0

© 2006–2024

PT. Proxsis Solusi Bisnis | Indonesia