Berbicara tentang keselamatan, ini cukup langka untuk menyinggung tentang Safety Culture dalam berbagai diskusi. Istilah ini juga tidak cukup populer dibandingkan dengan HIRA, JSA, OHSAS, dan keselamatan lainnya yang akrab di telinga kita meskipun ini merupakan tujuan akhir dari setiap program keselamatan.

Budaya keselamatan diperkenalkan oleh Badan Energi Atom Internasional dalam laporan mereka di Chernobyl bencana pembangkit listrik tenaga nuklir pada tahun 1986. kesalahan dan pelanggaran prosedur operasi yang berkontribusi terhadap bencana di pabrik Chernobyl dipandang oleh beberapa orang sebagai bukti bahwa budaya keselamatan miskin. Ada juga banyak kecelakaan terjadi sebagai bukti budaya keselamatan yang buruk.

Meskipun pentingnya budaya keselamatan diterima secara luas, hanya beberapa organisasi telah sukses melaksanakan peningkatan budaya keselamatan yang efektif dan inisiatif. Salah satu alasan adalah kurangnya pemahaman tentang budaya yang baik dan bagaimana menciptakan budaya tersebut.

Budaya keselamatan dikembangkan melalui 4 elemen yang terintegrasi seperti gambar di bawah ini. Hilang salah satu unsur yang menyebabkan pengembangan budaya menjadi buruk.

• Sistem teknis dan Proses: Bagaimana sumber daya dapat mengkonfigurasi untuk menciptakan nilai tambah

• Organisasi dan Manajemen Infrastruktur: Struktur Formal, proses dan sistem yang mendukung dalam mencapai optimalisasi Sistem Teknis dan Proses

• Mindset dan Perilaku: Bagaimana orang berpikir dan bertindak baik secara individu atau dalam kelompok

• Kepemimpinan: Kemampuan pemimpin untuk mempengaruhi dan menginspirasi orang lain untuk melakukan dengan baik.

Tak satu pun dari elemen yang lebih penting dibandingkan dengan lainnya. Terlalu fokus hanya pada satu elemen tidak akan efektif mencapai budaya keselamatan. Tapi sayangnya banyak organisasi biasanya fokus pada satu hal yang mereka anggap paling penting dan pada akhirnya ada kegagalan dalam penciptaan budaya keselamatan.

Author : Handito Aji Saroso (Safe Operational Excellence Expert)